Minggu, 02 Februari 2014

PUKAT JERAT HIDUP NELAYAN




            Maret,13-03-13 malam dengan suasana panas kamar kos jari-jemari merasa gatal ingin menyentuh keyboard netbook. Terbesit di otak untuk menuangkan apa yang berkecambuk setelah beberapa hari lalu melihat tayangan di TVRI tentang “PUKAT HARIMAU”, yah mungkin ini adalah salah satu dari jenis kejahatan besar nyata yang baru saya ketahui dari beribu kejahatan yang menyerap sum-sum kehidupan rakyat kecil. Kenapa saya bilang rakya kecil, karena mereka terus ditindas, dirampas haknya, dibiarkan tersingkir, dan bahkan dibiarkan menjerit di atas penderitaan yang dibuat oleh segelintis manusia yang serakah.
Tak usah panjang lebar (yaaah to the point) pukat dalam bahasa adalah jaring (jala) besar dan panjang untuk menangkap ikan sedangkat maksud dari pukat harimau adalah jaring  pukat yg sangat besar yg digerakkan oleh mesin sehingga dapat menangkap ikan secara besar-besaran;. Inilah salah satu alat penngkap ikan yang dapat merusak ekosistem biota laut. Pemodal yang kuat dengan leluasa merampok kekayaan biota laut negri ini, dan heranya kenapa mereka malah diberi jalan untuk menjalankan keserakahan mereka. Malah juga diatur oleh para anggota DPR maupun MPR (wah wah nampaknya konspirasi edan – edanan coyyy), sebenarnya apakah untung yang di dapat negara lebih besar (boro-boro negara kantong pribadi gue duluan *ocnum bangsat*) dari pada kerusakan yang dialami baik kerusakan alam maupun kerusakan sistem ekonomi dan sosial masyarakat. Kebanyakan dari negri ini juga PMA (Perusahaan Modal Asing) yang banyak berkembang, tapi gitu aja somsenya minta ampun padahal yaaaa... hmm buka mate loe para pengusaha bajingan kita tu di rampok besar-besaran bukan di modalin. Sebenere gua juga bingung ama bahasan gue kali ini karena udah emosi tinggi tapi gak papa lah lanjut aja “:)
Kembali ke pukat, ini terjadi di hampir seluruh kawasan indonesia karena notabene negri kita adalah maritim alias terdiri dari pulau-pulau, dan salah satunya adalah di langkat. Yah berdasarkan informasi bahwa penangkapan dengan pukat sudah diatur dalam undang-undang yakni dapat dilakukan dengan jarak diluar 600mil dari bibir pantai, karena kawasan itu diperuntukkan bagi para nelayan kecil sebagai sumber penghsilan mereka. Tapii namanya orang pengusaha (dg prinsip modal nol untung sebesar-besarnya) dikasih wilayah tangkapan yang luas hingga memutari lautan masih aja nerobos jalur 600mil milik nelayan kecil *bajiguurr tenan*. Akibatnya semua tatanan biota laut berantakan dikeruk, bukan hanya ikan terumbu karang, kepiting, udang, maupun gajah laut (hoohoo ada po), nyangkut semua sehingga ekosistem dan perkembang biakan biota itu jadi rusak. Saran saya ayo kita jadi pengusaha, tapi yang baik-baik untung boleh banyak tapi kita harus mikir bisa idup gak generasi kita besok, beegono bapake.
Sidang pembaca..selain dampak itu masalah yang muncul ialah berimbas pada para nelayan kecil yang hidup di kawasan pesisir pantai, mata pencaharian mereka semakin hari semakin hilang dilahap buto ijo berkepala hitam (baca pengusaha cap setan dan bajingan). Komplit sudah penderitaan mereka, apakah ente juga merasakan kepedihan mereka (kalo gue iya buktinya gue mau nulis masalah ini, sekalian mohon disebarkan ye). Bukan tiada prlawanan, bukan tiada pemberontakan, mereka yang merasa hak untuk hidupnya dirampas melakukan aksi nekat dengan bersama-sama membawa perahu kecil mereka untuk berlayar pada batas 600mil berdemo. Di tengah laut mereka coba mengentikan kapal besar yang membawa pukat itu agar tidak masuk pada daerah 600mil, namun sialah kapal yang besar tetap menerobos hingga menabrak perahu nelayang yang kecil Waaaaal hasil satu prahu pecah terbail dan satu korban meninggal serta tidak diketemukan jasadnya. Sungguh pahlawan negara untuk rakyatnya (saya berdoa semoga dia di terima di sisi ALLAH SWT).
Penderitaan itu belum seberapa, korban tersebut yang di ketahui bernama Syarifudi Efendi juga meninggalkan 2 anak yang masih kecil, yang masih sangat membutuhkan kasih sayang, kehangatan keluarga, harus merelakan sang ayah dihabisi oleh kapal para bajingan ti tengah laut sedangkan ibu mereka sudah jauh meninggalkan mereka. Sungguh kejadian yang sangat menyedihkan bagi kita.. Buka mata, orang bilang tanah kita tanah syurga tapi dimanakah letak syurga itu bagi rakya kecil, bagi mereka tanah ini adalah neraka-dan neraka. Dimana wakil rakyat berada apakah mata dan telinga mereka telah benar-benar tertutup dengan kemewahan dan kenikmatan fasilitas yang diperoleh. Mohon diingat para pejabat ITU SEMUA YANG LOE PAKAI UANG RAKYAT.TEGAS UANG RAKYAT. Ko’ seenaknya ente duduk bertengger tanpa dosa menikmatinya.
Hmm ya sudahlah bagi kita rakyat kecil hanya bisa bersama-sama berusaha bagaimana kita dapat hidup selayaknya tanpa harus mengandalkan mereka, ya mengandalkan mereka buat apa bisanya Cuma nginjek harga diri negri sendiri. Sekilas inilah pengetahuan baru saya tentang kejahatan besar yang dilakukan rakyat besar terhadap rakyat kecil negri ini, tapi rakyat besar itu adalah buto ijo, mudah mudahan pembaca tidak merasa bosan dengan apa yang saya sampaikan dan *trimakasih*.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar