Minggu, 02 Februari 2014

Dendam kepada Bapak!



Aku akan mengingatmu Bapak!!
            Pelajaran baru di dapat si mus saat si mus dengan temanya dan seorang kiyai pengasuh pesantren berbincang-bincang soal drum band. Awalnya pembicaraan hanya berkutat masalah senar, balera, pianika dan alat-alat pukul drum band lainya. Namun setelah setengah jam kemudian perbincangan berubah menjadi sebuah majelis keilmuan dan ketukan rohani.
            Salah seorang teman si mus mulai bercerita tentang kisah hidupnya ke dalam perbincangan. Sebelumnya saya akan gambarkan teman si mus ini, dia adalah anak seorang pengasuh pesantren di sebuah pulau barat jawa dan saat tulisan ini di tulis dia adalah pelatih drum band terknal yang malang melintang di kota pelajar yogyakarta. Di mulai dari cerika ketika dia masih umur belasan, atas beberapa kenakalanya dia di usir dari rumahnya tanpa boleh membawa apapun selain apa yang dia kenakan. Bahkan sang ibu yang berniat memberikan saku-pun tidak diperbolehkan memberinya uang. Akhirnya sang anak itu pergi meninggalkan rumah ddengan perasaan dan fikiran kacau tak dapat dibayangkan. Namun apa yang menjadi tekad anak tersebut hanyakah kelak ia dapat membuktikan kepada sang bapak bahwa ia mampu dan sukses tampa diberi ataupun meminta pada bapaknya.
            Ceritapun berlanjut. Anak tadi meneruskan pendidikan hingga sampai di perguruan tinggi di daerah yang masih satu provinsi dengan rumanya. Namun dia tidak pernah sekalipun pulang atau kembali kerumah. Pendidikan di perguruan tinggi dia sokong dari haril keahlianya menekuni drum band semenjak waktu masih SMP, hingga ketika sampai menjadi pelatih. Di perguruan tinggi dia telah mempunyai kesibukan untuk melatih drum band, tak di pungkiri kuliahnyapun tidak termanage dengan baik dan pada akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari perguruan tinggi dan melanjutkan kehidupanya.
            Setelah keluar dari perguruan tinggi dia berhijrah ke jakarta, dengan berbekal kenekatan tampa ada tujuan. Dalam ceritanya ia sempat bekerja apapun, di pasar, di terminal, jadi apapun dan sempat juga makan dengan nasi buangan yang berada di kotak/ tong sampah. Ketika masa iti ia teringat akan usiran sang bapak dan perlakuan bapaknya yang keras waktu dulu, tambah menggebu-gebulah perasaanya untuk segera dapat membuktikan kesuksesanya. Berdasarkan keahlianya bermain drum band singkat kata dia sudah mendapatkan uang untuk kehidupanya dan pernah juga mengikuti pelatihan marcing band di istora istora jakarta, ia-pun mempunyai banyak teman dari komunitas drum bandya. Dia di kenal sebagai anak yang cerdas dan gigih dalam berlatih dan mengajar drum band, akhirnya tawaran melatih di ujung timur jawa yakni surabaya datang menghampiri.
            Disurabaya beberapa tahun berlalu dia tinggal dengan berbagai rutinitasnya. Tak ada kabar dengan teman-temanya dahulu, dan ketika suatu waktu ia mempunyai keinginan untuk main ke tempat nenek dari ibunya di jogja yang sewaktu kecil dulu ia pernah di ajak maen kesana. Berbekal kenekatan ia pun beranngkat dan akhirnya  bertemulah dengan sang nenek. Awal kehidupan baru ia jalani lagi. Tuturnya lagi dalam cerita, suatu ketika ia pergi dan tidak sengaja melihat di lapangan anak-anak SD berlatih drum band namun sang pelatih tak kunjung datang. Dilihatnya kepala sekolah berada di samping lapangan, dengan cekadtan temen si mus menawarkan diri untuk menemani anak-anak sembari menunggu pelatih drum bandnya datang. Kepala sekolah itupun merasakan aneh dan bertanya kepada temen si mus,
“Anda sepertinya bukan orang sini ya mas??”  Tanya kepala sekolah.
“Iya benar, kok bapak tahu kalau saya bukan orang sini?” Jawab temen si mus yang juga balik bertanya
“Logat bahasanya berbeda mas”. Jawab kepala sekolah lagi.
“Benar pak, memang saya berasal dari pulau sebrang sana”. Jelas teman si mus.
Dan akhirnya temen si mus menemani anak-anak latihan drum band. Hampir beberapa jam berlalu drum band yang dibunyikan asik untuk di dengar sang guru/kepala sekolah dan sang kepala sekolah-pun memujinya. Dan ketika waktu latihan selesai seman si mus pun memberikan alamat tempat ia tinggal (alamat neneknya) sekarang.
            Setelah beberapa hari sang kepala sekolah menghampiri temen si mus di tempai neneknya dan menawarkan pekerjaan sebagai pelatih drum band di SD-nya tahun depan, karena untuk tahun itu pihak sekolah sudan mengikat kontrak pelatih selama satu tahun. Tak berselang tawaran itu-pun di ambil. Singkat cerita temen si mus enjadi pelatih drum band tetap dan cara melatih dan hasil racikan nadanya di sukai banyak orang. Perlombaan demi perlombaan di ikutinya dengan membawa pulang juara demi juara dan murid sekolahan tersebut terus bertambah tahun demi tahun.
            Akhirnya sayap karirnya sebagai pelatih di mulai ketika pada suatu saat kejuaraan dia melihat temanya dahulu yang bersama-sama berlatih dan mengikuti kejuaran drum band di istora senayan jakarta. Ke dua teman itupun berceritta dan ternyata dia merupakan salah seorang pengurus drum band daerah di jogja. Ketika di adakan rapat pengurus pemda di undanglah teman si mus ke dalam forom dan di situ diperkenalkan-lah dia di depan banyak pengurus yang hadir. Dan tidak tanggung-tanggung dia di perkenalkan sebagai pelatih drum band yang telah sukses dan malang melintang di jawa dan sumatra. Tak ayal sambutan bangga di sampaikan seluruh orang yang ada dalam forum rapat tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar