Aku akan
mengingatmu Bapak!!
Pelajaran baru di dapat si mus saat
si mus dengan temanya dan seorang kiyai pengasuh pesantren berbincang-bincang
soal drum band. Awalnya pembicaraan hanya berkutat masalah senar, balera,
pianika dan alat-alat pukul drum band lainya. Namun setelah setengah jam
kemudian perbincangan berubah menjadi sebuah majelis keilmuan dan ketukan
rohani.
Salah seorang teman si mus mulai
bercerita tentang kisah hidupnya ke dalam perbincangan. Sebelumnya saya akan
gambarkan teman si mus ini, dia adalah anak seorang pengasuh pesantren di
sebuah pulau barat jawa dan saat tulisan ini di tulis dia adalah pelatih drum
band terknal yang malang melintang di kota pelajar yogyakarta. Di mulai dari
cerika ketika dia masih umur belasan, atas beberapa kenakalanya dia di usir
dari rumahnya tanpa boleh membawa apapun selain apa yang dia kenakan. Bahkan
sang ibu yang berniat memberikan saku-pun tidak diperbolehkan memberinya uang. Akhirnya
sang anak itu pergi meninggalkan rumah ddengan perasaan dan fikiran kacau tak
dapat dibayangkan. Namun apa yang menjadi tekad anak tersebut hanyakah kelak ia
dapat membuktikan kepada sang bapak bahwa ia mampu dan sukses tampa diberi
ataupun meminta pada bapaknya.
Ceritapun berlanjut. Anak tadi
meneruskan pendidikan hingga sampai di perguruan tinggi di daerah yang masih
satu provinsi dengan rumanya. Namun dia tidak pernah sekalipun pulang atau
kembali kerumah. Pendidikan di perguruan tinggi dia sokong dari haril
keahlianya menekuni drum band semenjak waktu masih SMP, hingga ketika sampai
menjadi pelatih. Di perguruan tinggi dia telah mempunyai kesibukan untuk
melatih drum band, tak di pungkiri kuliahnyapun tidak termanage dengan baik dan
pada akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari perguruan tinggi dan melanjutkan
kehidupanya.
Setelah keluar dari perguruan tinggi
dia berhijrah ke jakarta, dengan berbekal kenekatan tampa ada tujuan. Dalam
ceritanya ia sempat bekerja apapun, di pasar, di terminal, jadi apapun dan
sempat juga makan dengan nasi buangan yang berada di kotak/ tong sampah. Ketika
masa iti ia teringat akan usiran sang bapak dan perlakuan bapaknya yang keras
waktu dulu, tambah menggebu-gebulah perasaanya untuk segera dapat membuktikan
kesuksesanya. Berdasarkan keahlianya bermain drum band singkat kata dia sudah
mendapatkan uang untuk kehidupanya dan pernah juga mengikuti pelatihan marcing
band di istora istora jakarta, ia-pun mempunyai banyak teman dari komunitas
drum bandya. Dia di kenal sebagai anak yang cerdas dan gigih dalam berlatih dan
mengajar drum band, akhirnya tawaran melatih di ujung timur jawa yakni surabaya
datang menghampiri.
Disurabaya beberapa tahun berlalu
dia tinggal dengan berbagai rutinitasnya. Tak ada kabar dengan teman-temanya
dahulu, dan ketika suatu waktu ia mempunyai keinginan untuk main ke tempat
nenek dari ibunya di jogja yang sewaktu kecil dulu ia pernah di ajak maen
kesana. Berbekal kenekatan ia pun beranngkat dan akhirnya bertemulah dengan sang nenek. Awal kehidupan
baru ia jalani lagi. Tuturnya lagi dalam cerita, suatu ketika ia pergi dan
tidak sengaja melihat di lapangan anak-anak SD berlatih drum band namun sang
pelatih tak kunjung datang. Dilihatnya kepala sekolah berada di samping
lapangan, dengan cekadtan temen si mus menawarkan diri untuk menemani anak-anak
sembari menunggu pelatih drum bandnya datang. Kepala sekolah itupun merasakan
aneh dan bertanya kepada temen si mus,
“Anda sepertinya bukan orang sini ya mas??” Tanya kepala sekolah.
“Iya benar, kok bapak tahu kalau saya bukan orang
sini?” Jawab temen si mus yang juga balik
bertanya
“Logat bahasanya berbeda mas”.
Jawab kepala sekolah lagi.
“Benar pak, memang saya berasal dari pulau sebrang
sana”. Jelas teman si mus.
Dan akhirnya
temen si mus menemani anak-anak latihan drum band. Hampir beberapa jam berlalu
drum band yang dibunyikan asik untuk di dengar sang guru/kepala sekolah dan
sang kepala sekolah-pun memujinya. Dan ketika waktu latihan selesai seman si
mus pun memberikan alamat tempat ia tinggal (alamat neneknya) sekarang.
Setelah beberapa hari sang kepala
sekolah menghampiri temen si mus di tempai neneknya dan menawarkan pekerjaan
sebagai pelatih drum band di SD-nya tahun depan, karena untuk tahun itu pihak
sekolah sudan mengikat kontrak pelatih selama satu tahun. Tak berselang tawaran
itu-pun di ambil. Singkat cerita temen si mus enjadi pelatih drum band tetap
dan cara melatih dan hasil racikan nadanya di sukai banyak orang. Perlombaan
demi perlombaan di ikutinya dengan membawa pulang juara demi juara dan murid
sekolahan tersebut terus bertambah tahun demi tahun.
Akhirnya sayap karirnya sebagai
pelatih di mulai ketika pada suatu saat kejuaraan dia melihat temanya dahulu
yang bersama-sama berlatih dan mengikuti kejuaran drum band di istora senayan
jakarta. Ke dua teman itupun berceritta dan ternyata dia merupakan salah seorang
pengurus drum band daerah di jogja. Ketika di adakan rapat pengurus pemda di
undanglah teman si mus ke dalam forom dan di situ diperkenalkan-lah dia di
depan banyak pengurus yang hadir. Dan tidak tanggung-tanggung dia di
perkenalkan sebagai pelatih drum band yang telah sukses dan malang melintang di
jawa dan sumatra. Tak ayal sambutan bangga di sampaikan seluruh orang yang ada
dalam forum rapat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar