Minggu, 02 Februari 2014

Shooting Wisuda..




            Sekarang jamanya sekolah acara kelulusan dibuat pelepasan, purnasiswa, atau wisuda. Mulai panggung dengan ukuran lima kali lima meter di halaman sekolah atau dilapangan yang mengabiskan biaya sedikit, hingga penyewaan gedung besar dan mewah yang mencapai puluhan juta. Tidak salah memang dengan kemajuan tersebut karena itu juga berkat kemajuan budaya yang sedang berlangsung. Sepengetahuan Si mus mulai TK/PAUD juga sudah menjalankan tradisi wisuda ini apalagi para mahasiswa yang berkuliah di kampus atu universitas pasti ini agenda wajib setiap tahun yang harus dilaksanakan.
            Si mus, salah seorang yang beberapa kali ikut sebagai tukang shooting dokumentasi dalam acara wisuda mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di jawa, kadang dia mersa terharu pada saat moment rapat senat dibuka oleh pimpinan kampus. Ada kebahagiaan namun juga timbul pertanyaan darinya. Yang pertama, si mus ikut merasakan bahagia atas keberhasilan para mahasiswa menyelesaikan studinya dengan dinyatakan lulus melalui wisuda tersebut dan juga kebahagiaan orang tua yang telah mampu mewujudkan mimpinya yakni menjadikan anaknya sarjana dan berpendidikan lebih tinggi darinya. Dua point kebahagiaan di moment yang benar-benar membahagiakan. Setiap orang tua pasti terharu ketika anaknya memakai toga dan di wisuda biarpun para orang tua hanya bisa melihat dari kejauhan atau lantai dua sebuah gedung. Namun setidaknya dengan bangga dan senyum terharu para orang tua esok ketika pulang akan memberikan khabar bahagia tentang anaknya yang diwisuda kepada tetangga di desa dan mendapatkan pujiaan atas keberhasilan menjadikan anaknya sarjana.
            Point kedua, pertanyaan baru muncul ketika melihat jumlah peserta yang benyak sampai di adakan dua hari tersebut, yakni apakah kualitas para wisuda benar-benar sesuai dengan kuantitas mareka??? Apa yang akan mereka lalukan setelah lulus jadi sarjana???bermanfa’at atau tidak kah ilmunya??nganggur atau kerjakah mereka?? Dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah di masyarakat atau malah justru menambah rumit kehadiran mereka esok???. Apa punitu semua pertanyaan-pertanyaan baru akan terus muncul dan para sarjana dituntut untuk bisa menjawab dan membuktikan kemampuan mereka. Jika mereka tak mampu membuktikan kualitasnya maka para orang tua akan merasakan bermimpi di siang bolong, memberikan segala daya upaya untuk pembiayaan anak tapi yang diperoleh hanya foto bersama dengan toga sewaan waktu wisuda. Mau tak mau si mus juga ikut ngeri apakah setelah selesai bersih-bersih dia dapat pekerjaan lagi karena udah habis di masukin para sarjanawan yang ada didepanya.

********___________________________________________________________********

1 komentar: