Sekarang jamanya sekolah acara
kelulusan dibuat pelepasan, purnasiswa, atau wisuda. Mulai panggung dengan
ukuran lima kali lima meter di halaman sekolah atau dilapangan yang mengabiskan
biaya sedikit, hingga penyewaan gedung besar dan mewah yang mencapai puluhan
juta. Tidak salah memang dengan kemajuan tersebut karena itu juga berkat
kemajuan budaya yang sedang berlangsung. Sepengetahuan Si mus mulai TK/PAUD
juga sudah menjalankan tradisi wisuda ini apalagi para mahasiswa yang berkuliah
di kampus atu universitas pasti ini agenda wajib setiap tahun yang harus
dilaksanakan.
Si mus, salah seorang yang beberapa
kali ikut sebagai tukang shooting dokumentasi dalam acara wisuda mahasiswa di
sebuah perguruan tinggi di jawa, kadang dia mersa terharu pada saat moment
rapat senat dibuka oleh pimpinan kampus. Ada kebahagiaan namun juga timbul
pertanyaan darinya. Yang pertama, si mus ikut merasakan bahagia atas
keberhasilan para mahasiswa menyelesaikan studinya dengan dinyatakan lulus
melalui wisuda tersebut dan juga kebahagiaan orang tua yang telah mampu
mewujudkan mimpinya yakni menjadikan anaknya sarjana dan berpendidikan lebih
tinggi darinya. Dua point kebahagiaan di moment yang benar-benar membahagiakan.
Setiap orang tua pasti terharu ketika anaknya memakai toga dan di wisuda
biarpun para orang tua hanya bisa melihat dari kejauhan atau lantai dua sebuah
gedung. Namun setidaknya dengan bangga dan senyum terharu para orang tua esok
ketika pulang akan memberikan khabar bahagia tentang anaknya yang diwisuda
kepada tetangga di desa dan mendapatkan pujiaan atas keberhasilan menjadikan
anaknya sarjana.
Point kedua, pertanyaan baru muncul
ketika melihat jumlah peserta yang benyak sampai di adakan dua hari tersebut,
yakni apakah kualitas para wisuda benar-benar sesuai dengan kuantitas mareka???
Apa yang akan mereka lalukan setelah lulus jadi sarjana???bermanfa’at atau
tidak kah ilmunya??nganggur atau kerjakah mereka?? Dapat memberikan solusi
terhadap masalah-masalah di masyarakat atau malah justru menambah rumit
kehadiran mereka esok???. Apa punitu semua pertanyaan-pertanyaan baru akan
terus muncul dan para sarjana dituntut untuk bisa menjawab dan membuktikan
kemampuan mereka. Jika mereka tak mampu membuktikan kualitasnya maka para orang
tua akan merasakan bermimpi di siang bolong, memberikan segala daya upaya untuk
pembiayaan anak tapi yang diperoleh hanya foto bersama dengan toga sewaan waktu
wisuda. Mau tak mau si mus juga ikut ngeri apakah setelah selesai bersih-bersih
dia dapat pekerjaan lagi karena udah habis di masukin para sarjanawan yang ada
didepanya.
#meninggalkan jejak
BalasHapus