Minggu, 02 Februari 2014

KkN



            Selepas sholat magribfikiran si mus yang sedikit nakal beranjak memikirkan tentang penyakit negara ini dan bahkan mungkin dia tidak sadar mungkin termasuk berperan di dalamnya.
“KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) yaa itulah penyakit yang menyebabkan suatu kehidupan berbangsa dan bernegara berantakan dan bahkan hancur” gumam si mus dalam hati.
            Apa sih sebenarnya arti KKN??? Tanya si mus keras dan tampa sadar bahwa kata-kata itu keluar dari mulutnya.
Kebetulan ada si dab (temen si mus yang bulan depan akan menjadi sarjana ushuluddin), jawabnya “Dalam kamus cukup singkat dijelaskan yakni ; Korupsi (penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb) untuk keuntungan pribadi atau orang lain), Kolusi (kerja sama rahasia untuk maksud tidak terpuj), dan Nepotisme (1 perilaku yg memperlihatkan kesukaan yg berlebihan kpd kerabat dekat; 2 kecenderungan untuk mengutamakan (menguntungkan) sanak saudara sendiri, terutama dl jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah; 3 tindakan memilih kerabat atau sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan). Kurang lebih begitulah arti singkat dari KKN”.haha
            Dari pengertian singkat di atas, ketika ada pertanyaan baikkah, bolehkah KKN tersebut dilakukan?. Si kacung menyahut..
            Sudah barang tentun akal dan hati nurani kita akan berkata tidak baik, karena merugikan banyak orang, jelas teman si mus yang lain.
 ets tapi menguntungkan diri sendiri juga tapi (*bingungkan?*) dengan mata melirik si mus berkata.
“Sekarang apalah arti sesuatu yang bermanfaat bagi kita apabila cara memperolehnya dengan cara yang tidak baik/ merugikan orang lain, pasti secara tidak langsung orang yang kita rugikan menjadi benci dan akhirnya kita juga akan mendapatkan ketidak nyamanan”. Si dab menjawab dengan keseriusannya
            Akhir-akhir ini yang sedang booming di negara ini adalah perilaku korupsi. Banyak undang-undang yang mengatur masalah korupsi tapi mana bukti nyata bahwa korupsi dapat diminimalisir bahkan ada wacana Indonesia bebas korupsi pada beberapa tahun ke depan.
“Aaah bullshit...Omdong itu mahh, menurut saya pribadi Korupsi, Kolusi, dn Nepotisme itu satu paket komplit yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain ( 3 sejoli brooow,,emang adaa yaa??)”. kacung ikut bersuara lagi.
Lihat stuktur pemerintahan kita sekarang, Ada keluarga yang semuanya menjadi pejabat, ada suami jadi bupati, istri jadi kepala daerah, anak jadi camat, keponakan jadi lurah, menantu jadi ketua partai dsb dalam satu wilayah/ kota (waaduhh titisan pejabat nieeh). Inilah yang dimaksud juga korupsi kekerabatan terhadap jabatan, pada tahun ini sedang digodok undang-undang mengenai kolusi di DPR dan MPR ditargetkan april selesai dan mei dapat segera dijalankan.
“Alah proyeeek itu kang mus, ojo percoyooo”....kata si dab
            Memang tidak salah jika setiap warga ingin menjadi pejabat di negri ini, itu termasuk hak semua orang. Namun bila kita mencoba membuka fikiran bukankah struktur pejabat seperti di atas juga akan menimbulkan potensi korupsi yang besar juga, terlebih dari masing-masing mereka adalah kepala di setiap organisasi yang dinaunginya. Jika satu keluarga yang mengatur semua kehidupan daerah maka dimana juga letak warga lain untuk dapat menjadikan diri maju sebagai pemenang di setiap jabatan yang ada.
Seharusnya harus ada sanksi sosial yang tidak terpatuk pada Undang-Undang dan kitab buatan hasil proyek proposal. Si dap berusul.
            Apa maksud dari sanksi sosial itu.?. tanga si mus
“Cemoohan, gunjingan, atau mungkin bahkan celaan itu yang patutnya disandang oleh mereka karena tak ubahnya anjing yang menjilat bangkai ditempat kumuh dan jorok. Jadilah buruh kecil yang bangga dengan kebersihan diri dari KKN dari pada jabatan tinggi yang setiap hari melakukan KKN. Ingat kawan kita akan mati, dan apabila mati apakah yang akan kita bawa??? Hartakah? Mobilkah? Pangkatkah? Atau BB keluaran terbaru?? Hahahaha. Tidak bukan itu semua, hanya kebaikan yang dapat menolong kita menuju kehidupan yang baik di keabadian” si dap serasa berfirman.
Si mus benar-benar sedikit mengerti kecerdasan teman-temanya yang pendiam dan sedikit murung, tapi sekali tepancing oleh si mus semua gagasan dan pemikiranya keluar dengan begitu gamblang.<>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar