Politisi? Artis?,
Dua profesi yang sangat berbeda,
namun itupun menjadi tidak berarti jika gairah atas kuasa, jabatan, dan harta
menjadi harga mutlak untuk dibuat sama ataupun menjadi sebuah alat
mendapatkanya. Tak dapat dipungkiri menjadi sebuah publik figur sangat
menguntungkan bagi mereka dan dengan mudah mendapatkan suara. Sebenarnya tidak
menjadi masalah besar jika mereka benar-benar berkompeten dalam politik, namun
kenyataan yang terjadi sekarang di gedung MPR maupun DPR/DPRD para artis yang
menjadi anggota hanya mengisi absen kehadiran pada waktu rapat sidang bahkan
rapat yang mengatur sebuah kebijakan penting untuk rakyat.
Petang
ini salah satu stasiun TV suasta, sebut
saja dengan inisial K tv menayangkan beberapa calon legislatif/ caleg dari
kalangan artis, dan dari mereka ada yang dihadirkan dan diwawancarai perihal
pencalonan mereka yakni pemandu acara
“survei membuktikan” Sony Napitupulung (PDI P) dan mantan putri papua Putri
Tere (PKB).
Pertanyaanya :
·
Apakah
yang membuat anda mencalonkan diri menjadi calek pada pemilu tahun 2014?
Sony : Karena itu sudah menjadikeinginan dari dulu,
dan sejak dulu sewaktu kuliah juga sudah suka dengan kegiatan organisasi,
tercatat pernah sebagai anggota GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia),
dan menjadi artispun sebuah kebetulan (caleg yang juga pernah maju pada tahun
2009).
Tere : Karena rasa kecintaan terhadap tanah
kelahiran dan masih banyak yang belum teroptimalkan hingga sekarang, dan
perlunya perubahan dengan menjadi caleg yang terpilih maka setidaknya bisa ikut
menentukan sebuah kebijakan.
·
Dari
manakah sumber pendanaan untuk menjadi seorang caleg?
Menyoal jawaban ini, Sony mengatakan itu pendanaan
pribadi dengan takaran yang tidak berlebihan. Dia lebih memilih terjun langsung
kepada rakyat dan memperkenalkan dirinya yang berkapasitas dalam bidang
tersebut untuk lebih dikenal oleh masyarakat, tentu bila ad sponsor yang
diterima adalah seponsor yang tidak dengan kontrak perjanjian tertent.
Selain
dari perbincangan soal diatas, mereka juga membenarkan bahwa antara parpol
dengan para artis juga mendapatkan keuntungan bersama atau lebih kita kenal
dengan simbiosis mutualisme (ada timbal balik). Dikatakan partai butuh artis
dan artis juga butuh partai, jika parpol membutuhkan para artis ketika
berkampanye atau sosialisai publik maka artik membutuhkan partai ketika mereka
akan maju sebagai calon legislatif. Oleh sebab itu tak heran jika ada nama-nama
artis yang maju pada pemilu 2014 disinyalir lebih banyak dari pada tahun2009.
Kita (tidak termasuk yang golput) harus lebih memilah dan memilih dengan benar mana yang nantinya akan menjadi
wakil mereka. Tak pantas jika seorang artis pornografi kita jadikan pimpinan
(hanya sebagai contoh,, tapi adakan yang maju), karena itu semua hanya akan
menjadikan berantakan tatanan rakyat “pornonya aja jadi masalah, apalagi esok
memimpin salah-salah rakyatnya ntar dipornoin” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar