Selasa, 12 Maret 2013

Panggung Politik Artis (12/03/2013) Politisi? Artis?,


Politisi? Artis?,
Dua profesi yang sangat berbeda, namun itupun menjadi tidak berarti jika gairah atas kuasa, jabatan, dan harta menjadi harga mutlak untuk dibuat sama ataupun menjadi sebuah alat mendapatkanya. Tak dapat dipungkiri menjadi sebuah publik figur sangat menguntungkan bagi mereka dan dengan mudah mendapatkan suara. Sebenarnya tidak menjadi masalah besar jika mereka benar-benar berkompeten dalam politik, namun kenyataan yang terjadi sekarang di gedung MPR maupun DPR/DPRD para artis yang menjadi anggota hanya mengisi absen kehadiran pada waktu rapat sidang bahkan rapat yang mengatur sebuah kebijakan penting untuk rakyat.
            Petang ini salah satu  stasiun TV suasta, sebut saja dengan inisial K tv menayangkan beberapa calon legislatif/ caleg dari kalangan artis, dan dari mereka ada yang dihadirkan dan diwawancarai perihal pencalonan mereka  yakni pemandu acara “survei membuktikan” Sony Napitupulung (PDI P) dan mantan putri papua Putri Tere (PKB).
Pertanyaanya :
·         Apakah yang membuat anda mencalonkan diri menjadi calek pada pemilu tahun 2014?
Sony : Karena itu sudah menjadikeinginan dari dulu, dan sejak dulu sewaktu kuliah juga sudah suka dengan kegiatan organisasi, tercatat pernah sebagai anggota GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), dan menjadi artispun sebuah kebetulan (caleg yang juga pernah maju pada tahun 2009).
Tere : Karena rasa kecintaan terhadap tanah kelahiran dan masih banyak yang belum teroptimalkan hingga sekarang, dan perlunya perubahan dengan menjadi caleg yang terpilih maka setidaknya bisa ikut menentukan sebuah kebijakan.
·         Dari manakah sumber pendanaan untuk menjadi seorang caleg?
Menyoal jawaban ini, Sony mengatakan itu pendanaan pribadi dengan takaran yang tidak berlebihan. Dia lebih memilih terjun langsung kepada rakyat dan memperkenalkan dirinya yang berkapasitas dalam bidang tersebut untuk lebih dikenal oleh masyarakat, tentu bila ad sponsor yang diterima adalah seponsor yang tidak dengan kontrak perjanjian tertent.
            Selain dari perbincangan soal diatas, mereka juga membenarkan bahwa antara parpol dengan para artis juga mendapatkan keuntungan bersama atau lebih kita kenal dengan simbiosis mutualisme (ada timbal balik). Dikatakan partai butuh artis dan artis juga butuh partai, jika parpol membutuhkan para artis ketika berkampanye atau sosialisai publik maka artik membutuhkan partai ketika mereka akan maju sebagai calon legislatif. Oleh sebab itu tak heran jika ada nama-nama artis yang maju pada pemilu 2014 disinyalir lebih banyak dari pada tahun2009.
            Kita (tidak termasuk yang golput) harus lebih memilah dan memilih dengan benar mana yang nantinya akan menjadi wakil mereka. Tak pantas jika seorang artis pornografi kita jadikan pimpinan (hanya sebagai contoh,, tapi adakan yang maju), karena itu semua hanya akan menjadikan berantakan tatanan rakyat “pornonya aja jadi masalah, apalagi esok memimpin salah-salah rakyatnya ntar dipornoin” .
Sekali lagi itu semua sebuah pilihan, jangan terlalu fanatik lihat dengan luas maka yang luas akan menjadi tujuan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar