ANALISIS MEDIA
Kuliah
pagi bersama dosen muda Bpk Anak Agung Ibnu Achmed. Dengan bahasa gaul beliau
menyampaikan materi tentang perbedaan berita tv dan radio. Namun bukan caranya
ngajar atau materi yang dijelasakan “haha panjang bray 3 sks”. Namun tulisan
ini lebih pada renungan saya pribadi sebagai seorang mahasiswa yang kuliah
dibidang komunikasi untuk sedikit menganalisis hasil dari apa yang saya
tangkap.
Menyinggung
masalah isi dari pemberitaan media massa terutama televisi mulai awal tahun 2013
kasus korupsi kembali hangat, yakni tokoh mantan bendahara umum partai demokrat
Anas Urbaningrum menjadi sorotan banyak media massa. Sosok ini menjadi
pembahasan yang ditunggu-tunggu oleh kalangan yang peduli dan mengawal
kasus-kasus korupsi saat ini, namun menjadi pembahasan yang menjenuhkan bagi
sebagian besar orang yang gak perduli dengan perihal korupsi karena sudah kayak
senetron tayanganya , itu-itu melulu, anas-anas melulu.. Bukan itu juga yang
saya bahas disini, sebelumnya maaf jika nantinya ada kesalahan dalam rumusan
analisis saya.
Begini
.....fungsi media masa salah satunya adalah kontrol sosial, tapi apa itu
berfungsi sebagaimana mestinya yah mungkin dari anda berkata ya benar buktinya
berita korupsi tadi ditayangkan supaya seluruh masyarakat tahu. Oke-oke betul
saya tidak menyalahkan anda, dan ini pendapat saya ,
Dalam teori fungsi media dikenal
slah satunya sebagai kontrol sosial, namun faktanya semua berita yang diperoleh
dari sumber berita akan di saring dan dipilah oleh para redaksi/redaktur yang
sudah mempunyai agenda penayangan dan alur berita baik dalam sekala harian,
mingguan, maupun tahunan. Nah disinilah agenda tersebut dapat dipengaruhi oleh
para pemegang saham terbesar (yang memodali) segala kebutuhan produksi media,
Dengan alih-alih berita aktual ketika ada sebuah isu penting maka secara
terencana di alihkan dengan berita yang aktual dan ditayangkan terus menerus.
Dengan demikian maka isu utama yang penting akan tertutup dengan isu yang
sedang booming.
Contoh
kasus Bank Centuri yang bertahun tahun tidak dapat dikawal dengan baik, karena
banyak isu-isu baru dimunculkan semisal terorisme maupun konflik antas suku
yang lebih update sehingga isu utama yakni centuri menjadi tenggelam lenyap.
Dan baru sekaranglah kembali sedikit terangkat masalah centuri karena Anas
Urbaningrum. Sebenernya masalah utama ialah modal dari media tersebut, tak
salah juga jika penyalah gunaan media massa berlaku dimana-mana karena sebagain
penunjang kepentingan pribadi maupun kelompok secara universal.
Tak
ada yang menyangkal jika saya katakan sekarang ANTV dan TV One menjadi media
promosi bagi partai Golkar karena pemegang saham terbesar adalah keluarga
Aburizal Bakrie dengan Bakrie groupnya. Sedangkan Global tv, MNC tv, dan RCTI
menjadi tunggangan pengusaha Haritanung Sodiebjo yang awal tahun bergabung
dengan demokrat sekarang dengan Hanura dengan MNC Groupnya. Oleh karena itulah
siapa yang memiliki media maka secara otomatis dan gencar mereka menggunakanya
sebagai media promosi pada masyarakat luas. Demikianlah sedikit analisis saya
mungkin masih banyak perbaikan hingga tulisan ini dapat dibukukan entah tahun
kapan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar