Tulisan ini tentang jeritan rakyat,tepatnya nelayan kecil
Maret,13-03-13 malam dengan suasana
panas kamar kos jari-jemari merasa gatal ingin menyentuh keyboard netbook.
Terbesit di otak untuk menuangkan apa yang berkecambuk setelah beberapa hari
lalu melihat tayangan di TVRI tentang “PUKAT HARIMAU”, yah mungkin ini adalah
salah satu dari jenis kejahatan besar nyata yang baru saya ketahui dari beribu
kejahatan yang menyerap sum-sum kehidupan rakyat kecil. Kenapa saya bilang
rakya kecil, karena mereka terus ditindas, dirampas haknya, dibiarkan
tersingkir, dan bahkan dibiarkan menjerit di atas penderitaan yang dibuat oleh
segelintis manusia yang serakah.
Tak usah panjang lebar (yaaah to the
point) pukat dalam bahasa adalah jaring (jala) besar dan panjang untuk
menangkap ikan sedangkat maksud dari pukat harimau adalah jaring pukat yg sangat besar yg digerakkan oleh mesin
sehingga dapat menangkap ikan secara besar-besaran;. Inilah salah satu alat
penngkap ikan yang dapat merusak ekosistem biota laut. Pemodal yang kuat dengan
leluasa merampok kekayaan biota laut negri ini, dan heranya kenapa mereka malah
diberi jalan untuk menjalankan keserakahan mereka. Malah juga diatur oleh para
anggota DPR maupun MPR (wah wah nampaknya konspirasi edan – edanan coyyy),
sebenarnya apakah untung yang di dapat negara lebih besar (boro-boro negara
kantong pribadi gue duluan *ocnum bangsat*) dari pada kerusakan yang dialami
baik kerusakan alam maupun kerusakan sistem ekonomi dan sosial masyarakat.
Kebanyakan dari negri ini juga PMA (Perusahaan Modal Asing) yang banyak
berkembang, tapi gitu aja somsenya minta ampun padahal yaaaa... hmm buka mate
loe para pengusaha bajingan kita tu di rampok besar-besaran bukan di modalin.
Sebenere gua juga bingung ama bahasan gue kali ini karena udah emosi tinggi
tapi gak papa lah lanjut aja “:)
Kembali ke pukat, ini terjadi di hampir
seluruh kawasan indonesia karena notabene negri kita adalah maritim alias
terdiri dari pulau-pulau, dan salah satunya adalah di langkat. Yah berdasarkan
informasi bahwa penangkapan dengan pukat sudah diatur dalam undang-undang yakni
dapat dilakukan dengan jarak diluar 600mil dari bibir pantai, karena kawasan
itu diperuntukkan bagi para nelayan kecil sebagai sumber penghsilan mereka.
Tapii namanya orang pengusaha (dg prinsip modal nol untung sebesar-besarnya)
dikasih wilayah tangkapan yang luas hingga memutari lautan masih aja nerobos
jalur 600mil milik nelayan kecil *bajiguurr tenan*. Akibatnya semua tatanan
biota laut berantakan dikeruk, bukan hanya ikan terumbu karang, kepiting,
udang, maupun gajah laut (hoohoo ada po), nyangkut semua sehingga ekosistem dan
perkembang biakan biota itu jadi rusak. Saran saya ayo kita jadi pengusaha,
tapi yang baik-baik untung boleh banyak tapi kita harus mikir bisa idup gak
generasi kita besok, beegono bapake.
Sidang pembaca..selain dampak itu
masalah yang muncul ialah berimbas pada para nelayan kecil yang hidup di
kawasan pesisir pantai, mata pencaharian mereka semakin hari semakin hilang
dilahap buto ijo berkepala hitam (baca pengusaha cap setan dan bajingan).
Komplit sudah penderitaan mereka, apakah ente juga merasakan kepedihan mereka
(kalo gue iya buktinya gue mau nulis masalah ini, sekalian mohon disebarkan
ye). Bukan tiada prlawanan, bukan tiada pemberontakan, mereka yang merasa hak
untuk hidupnya dirampas melakukan aksi nekat dengan bersama-sama membawa perahu
kecil mereka untuk berlayar pada batas 600mil berdemo. Di tengah laut mereka
coba mengentikan kapal besar yang membawa pukat itu agar tidak masuk pada
daerah 600mil, namun sialah kapal yang besar tetap menerobos hingga menabrak
perahu nelayang yang kecil Waaaaal hasil satu prahu pecah terbail dan satu
korban meninggal serta tidak diketemukan jasadnya. Sungguh pahlawan negara
untuk rakyatnya (saya berdoa semoga dia di terima di sisi ALLAH SWT).
Penderitaan itu belum seberapa, korban
tersebut yang di ketahui bernama Syarifudi Efendi juga meninggalkan 2 anak yang
masih kecil, yang masih sangat membutuhkan kasih sayang, kehangatan keluarga,
harus merelakan sang ayah dihabisi oleh kapal para bajingan ti tengah laut sedangkan
ibu mereka sudah jauh meninggalkan mereka. Sungguh kejadian yang sangat
menyedihkan bagi kita.. Buka mata, orang bilang tanah kita tanah syurga tapi
dimanakah letak syurga itu bagi rakya kecil, bagi mereka tanah ini adalah
neraka-dan neraka. Dimana wakil rakyat berada apakah mata dan telinga mereka
telah benar-benar tertutup dengan kemewahan dan kenikmatan fasilitas yang
diperoleh. Mohon diingat para pejabat ITU SEMUA YANG LOE PAKAI UANG
RAKYAT.TEGAS UANG RAKYAT. Ko’ seenaknya ente duduk bertengger tanpa dosa
menikmatinya.
Hmm ya sudahlah bagi kita rakyat kecil
hanya bisa bersama-sama berusaha bagaimana kita dapat hidup selayaknya tanpa
harus mengandalkan mereka, ya mengandalkan mereka buat apa bisanya Cuma nginjek
harga diri negri sendiri. Sekilas inilah pengetahuan baru saya tentang
kejahatan besar yang dilakukan rakyat besar terhadap rakyat kecil negri ini,
tapi rakyat besar itu adalah buto ijo, mudah mudahan pembaca tidak merasa bosan
dengan apa yang saya sampaikan dan *trimakasih*.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar