Senin, 13 Mei 2013

Si Mus & Kebenaran


Tergerak untuk menuangkan semua yang berkecamuk pemikiranya, si mus sembari mendengarkan lagu dan santai karena perutnya telah kenyang mulai memencet keypat notebook. Sekarang baginya dari pada memikirkan sesuatu yang tak karuan dan tak jelas mending dia belajar menyukai menulis dan menulis. Karena mungkin kegiatan ini lebih positif, dengan kata lain seorang penulis akan selalu membaca dan membaca untuk mendapatkan sebuah gagasan baru. Membaca dalam konteks ini bukan sekedar melihat buku-buku referensi, tapi membaca bagi para penulis adalah membaca setiap apa saja yang terjadi, apa saja yang ada dalam kehidupan sekitar. Semua perilaku manusia bisa menjadi referensi tampa harus dibatasi pada sebuah toko buku atau perpustakaan belaka.
            Si mus merasakan kekendoran aktifitasnya beberapa hari ini, hampir seminggu dia seperti orang yang stress. Tidurnya hampir selalu memasuki waktu subuh, dan selalu teledor dengan kewajibanya sebagai hamba menyembah kepada sang pencipta yang maha kuasa. Bukan selalu sebuah kebaikan yang ada pada diri si mus, karena sejatinya memang dia bukanlah orang selalu yang melakukan kebenaran. Dimata orang si mus sangat sempurna dengan kecerdasan otaknya dan sifat selalu beruntung yang menghampirinya. Tapi si mus merasakan itu semua tidak benar, mus sendiri mengakui bahwa orang tau dia baik dari luar, bukan hakikatnya.
“Mereka hanya tau dari tampak luar tidak tau tampak dalamnya seperti dan bagaimana yang sebenarnya, inilah mengapa banyak orang merasa kecewa dan kaget kepada orang lain. Disangkanya baik tapi buruk atau jahat. Dan yang disangkanya jahat malah mempunyai sifat yang mulia dan sangat baik”. Luapan ungkapan si mus.
Tapi setiap orang juga tak perlu tau kejelekan orang lain,sebab itu menjadi sebuah misteri yang hanya Tuhan yang tau. Dan realitas yang kita sering tau atau bahkan kita sering melakukanya adalah selalu mencari-cari kejelekan  dan kekurangan orang lain. Di ibaratkan dengan semut di seberang lautan tampak tapi gajah didepan pelupuk mata tak tampak. Sekecil apapun kealahan orang lain kita selalu tau dan mencari tau, tapi kesalahan sendiri yang besar dan bahkan banyak kita tak pernah menyadarinya.
Memang setiap orang itu penuh misteri, dengan demikian kita dituntut untuk pasrah dan meminta yang terbaik kedapa Tuhan. Siapa orang yang bisa menjamin bahwa anak yang dari kecil dibekali agama dan pendidikan karakter ketika tua akan menjadi seorang yang benar-benar memegang agamanya dan menjalankan pendidikan yang telah didapatkanya, kemungkin itu semua sedikit sekali. Dan sebaliknya pula siapa yang berani memastikan bahwa anak yang terlahir dari keluarga seorang pelacur dan pencuri ketika tua dia akan menjadi pencahat kelas kakap dan nomor wahid serta bisa dipastikan bahwa matinya akan masuk neraka, tidak ada yang bisa memastikan (sudah lah mengaku saja anda juga pasti mengangguk dan setuju dengan pendapat tersebut).
Boleh kita meminta petuah atau sekedar pelajaran hidup kepada orang lain, namun perkataan itu janganlah seolah menjadi sabda tuhan atas hambanya. Ambillah yang baik menurutmu dan buanglah jika itu memang tidak benar. Tulisan tadi mungkin sering kita baca di koran, tabloid bahkan selebaran majalah agama setiap minggunya, namun kita hanya sering membacanya dan hanya sebuah wacan tampa realisasi. Memang itu semua sulit, tapi dalam diri si mus sedang meminta agar dapat menjalankanya, dan semoga kehidupan ini akan berjalan sebagaimana mestinya dan selalu meminta yang terbaik atas apa yang telah digariskan padanya.
Si Mus akan berusaha menuliskan setiap apa yang dia baca dalam keseharianya walaupun mungkin tak seperti penulis profesioanal dangan sejuta teori dan penerapan penulisan yang sesuai dengan EDY, yang terpenting bagi si mus adalah nilai sebuah tulisan atau maksud baik dari sebuah tulisan itu. Bukan kaedah atau keindahan modelnya, toh banyak orang-orang yang luarnya baik, putih, rapi, memakai peci, berbau wangi tapi korupsi. Jadi penampilan pun tidak mencerminkan kejernihan dan kedalaman maksud seseorang, hanya kepada Tuhan kita bisa percaya dan yakin atas semua kebenaran karena hanya Dia-lah yang maha benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar