Senin, 13 Mei 2013

Ketika Jiwa Tak Menemukan Kebenaran


Datang dengan berbagai masalah teman-teman si mus mencoba mengobrolkan masalahnya. Dan seolah si mus seonggok mahluk yang mempunyai tampang yang cocok untuk tempat meluapkan masalah.Si dap salah satu teman si mus memulai dengan untaian kata-kata lembut bak seorang puitis, entah itu dia dapat contekan atau itu memang mengalir dari ungkapan hatinya.
“Ketika jiwa tak lagi menemukan arah kebenaran, hati yang mengeras akibat segala perbuatan (buruk), tutur kata petunjuk yang tak pernah dilakukan, mata yang telah buta, telinga yang telah tuli, suara kebaikan berhembus layaknya angin yang meniup tak mampu mengubah semua tatanan kejelekan yang telah mengakar. Agama hanyalah simbol, nama adalah kedok, dan kebaiakan sebagai alat politik dan modus terhadap segala tujuan jahat yang terencana.
Bagaimana seorang yang mempunyai tabiat jelek akan menjadi seorang pemimpin, imam, atau rois di sebuah majelis kebenaran. Mungkinkah semua akan berjalan dengan baik sesuai dengan tatanan dan syari’at ebenaran ataukah akan membelok kepada kesesatan. Nafsu kejelekan lebih dominan dari pada nafsu kebaikan, dan esensinya mengubah tak semudah membalikkan tangan kata pujangga.
Beribadah menjadi hilang artinya, hanya raga yang berwujud ibadah tapi jiwanya tak menemukan kebenaran sejati dan tak tersambungkan pada Ilahi robby. Semua tindakan yang salah selalu dapat di benarkan sedangkan tindakan yang benar selalu dapat di salahkan. Sudahkah jiwa ini telah mengalami gonjang-ganjing besar, adakah sosok semar seperti cerita pewayangan yang muncul mengembalikan keseimbangan hidup ataukah bencana besar melanda dan menghanguskan jiwa raga yang sudah rusak ini.
Tak dapat dipungkiri ketika kita bertutur dan memberikan solusi terhadap suatu masalah tak ayal seperti orang yang paling benar dihadapan orang yang kita beri pitutur. Tapi ketika kita sudah mengalami permasalahan yang sama maka sering kali kita juga mengalami kebingungan yang luar biasa untuk menyelesaiakannya dan penerapan solusi yang telah kita ungkapkan kepada orang sering tidak sesui”.
Panjang cerita si dap dan seperti memberikan tamparan kesadaran kepada si mus bahwa mungkin selama ini semuanya cocok. Mus sadar juga apa yang telah dikatakan temanya sudah sering berlaku pada dirinya. Si mus pun mulai berkata dengan tujuan ia mengingatkan dirinya sendiri serta berusaha menungkapkan fikiranya kepad temanya toh temanya mau menganggap itu solusi atau bukan menurut si mus terserah.
“Kita memang mahluk yang lemah tapi juga kuat, kadang kebaikan kita melebihi ketaatan malaikat pada tuhan, kadang juga kita membelot lebih murka dari apa yang dilakukan iblis kepada Tuhan. Namun memang jika kita mampu memanfaatkan segala yang telah di berikan Tuhan kepada sesungguhnya tidak ada yang sia-sia, keyakinan kita setidaknya tetap mempunyai keyakinan bahwa mungkin saat ini kita berbuat kemaksiatan ataupun kesalahan namun kelak kita juga akan berubah menjadi lebih baik dan jauh lebih baik. Dan ketika kita saat ini sudah berada pada kebenaran kita juga harus sadar bahwa kebaikan kita adalah berkat kuasa Tuhan memberikan kemampuan kepada kita untuk berada pada jalan kebaiakn, bayangkan ketika kebaikan itu di cabut maka kita pun akan menjadi tersesat dan hina” ungkapan si mus.
Terus??? tanya si dap
Dengan hati-hati mus menjawab “Tetaplah mempunyai prasangka baik kepada setiap yang ada di depan kita dan meminta petunjuk kepada tuhan, jika kita tetap melakukan kejelekan, terus meminta kebaikan dan petunjuk kepada Tuhan dan setidaknya seketika itu kita menyesal dan mencoba terus mencoba untuk tidak melakukan kembali”.
Tamparan ini akan menjadi lukisan untuk si mus karena memang realitas ini yang sering terjadi dan seolah semuanya dapat menjadikan diri ini tak mendapatkan petunjuk dari Tuhan sehingga terbesit bahwa hidup ini sudah tak ada gunanya dan mati adalah jalan satu-satunya. Serta dengan perkataan dan kucilan orang-orang di sekitar yang selalu merasa benar maka lengkaplah segala penderitaan kita yang melakukan kesalahan. Hanya diri dan kuasa Tuhanlah yang dapat mengubah semua ini, yang jelas terdapat sebuah pelajaran hidup dari sebuah kesalahan namun juga tak harus salah dahulu untuk menjadi orang yang benar.
*________________________________________________________________*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar