Datang
dengan berbagai masalah teman-teman si mus mencoba mengobrolkan masalahnya. Dan
seolah si mus seonggok mahluk yang mempunyai tampang yang cocok untuk tempat
meluapkan masalah.Si dap salah satu teman si mus memulai dengan untaian
kata-kata lembut bak seorang puitis, entah itu dia dapat contekan atau itu
memang mengalir dari ungkapan hatinya.
“Ketika jiwa tak lagi
menemukan arah kebenaran, hati yang mengeras akibat segala perbuatan (buruk),
tutur kata petunjuk yang tak pernah dilakukan, mata yang telah buta, telinga
yang telah tuli, suara kebaikan berhembus layaknya angin yang meniup tak mampu
mengubah semua tatanan kejelekan yang telah mengakar. Agama hanyalah simbol,
nama adalah kedok, dan kebaiakan sebagai alat politik dan modus terhadap segala
tujuan jahat yang terencana.
Bagaimana seorang
yang mempunyai tabiat jelek akan menjadi seorang pemimpin, imam, atau rois di
sebuah majelis kebenaran. Mungkinkah semua akan berjalan dengan baik sesuai
dengan tatanan dan syari’at ebenaran ataukah akan membelok kepada kesesatan.
Nafsu kejelekan lebih dominan dari pada nafsu kebaikan, dan esensinya mengubah
tak semudah membalikkan tangan kata pujangga.
Beribadah menjadi
hilang artinya, hanya raga yang berwujud ibadah tapi jiwanya tak menemukan
kebenaran sejati dan tak tersambungkan pada Ilahi robby. Semua tindakan yang
salah selalu dapat di benarkan sedangkan tindakan yang benar selalu dapat di
salahkan. Sudahkah jiwa ini telah mengalami gonjang-ganjing besar, adakah sosok
semar seperti cerita pewayangan yang muncul mengembalikan keseimbangan hidup
ataukah bencana besar melanda dan menghanguskan jiwa raga yang sudah rusak ini.
Tak dapat dipungkiri
ketika kita bertutur dan memberikan solusi terhadap suatu masalah tak ayal
seperti orang yang paling benar dihadapan orang yang kita beri pitutur. Tapi
ketika kita sudah mengalami permasalahan yang sama maka sering kali kita juga
mengalami kebingungan yang luar biasa untuk menyelesaiakannya dan penerapan
solusi yang telah kita ungkapkan kepada orang sering tidak sesui”.
Panjang cerita si dap
dan seperti memberikan tamparan kesadaran kepada si mus bahwa mungkin selama
ini semuanya cocok. Mus sadar juga apa yang telah dikatakan temanya sudah
sering berlaku pada dirinya. Si mus pun mulai berkata dengan tujuan ia mengingatkan
dirinya sendiri serta berusaha menungkapkan fikiranya kepad temanya toh temanya
mau menganggap itu solusi atau bukan menurut si mus terserah.
“Kita memang mahluk
yang lemah tapi juga kuat, kadang kebaikan kita melebihi ketaatan malaikat pada
tuhan, kadang juga kita membelot lebih murka dari apa yang dilakukan iblis
kepada Tuhan. Namun memang jika kita mampu memanfaatkan segala yang telah di
berikan Tuhan kepada sesungguhnya tidak ada yang sia-sia, keyakinan kita
setidaknya tetap mempunyai keyakinan bahwa mungkin saat ini kita berbuat
kemaksiatan ataupun kesalahan namun kelak kita juga akan berubah menjadi lebih
baik dan jauh lebih baik. Dan ketika kita saat ini sudah berada pada kebenaran
kita juga harus sadar bahwa kebaikan kita adalah berkat kuasa Tuhan memberikan
kemampuan kepada kita untuk berada pada jalan kebaiakn, bayangkan ketika
kebaikan itu di cabut maka kita pun akan menjadi tersesat dan hina” ungkapan si
mus.
Terus??? tanya si dap
Dengan hati-hati mus
menjawab “Tetaplah mempunyai prasangka baik kepada setiap yang ada di depan
kita dan meminta petunjuk kepada tuhan, jika kita tetap melakukan kejelekan,
terus meminta kebaikan dan petunjuk kepada Tuhan dan setidaknya seketika itu
kita menyesal dan mencoba terus mencoba untuk tidak melakukan kembali”.
Tamparan ini akan
menjadi lukisan untuk si mus karena memang realitas ini yang sering terjadi dan
seolah semuanya dapat menjadikan diri ini tak mendapatkan petunjuk dari Tuhan
sehingga terbesit bahwa hidup ini sudah tak ada gunanya dan mati adalah jalan
satu-satunya. Serta dengan perkataan dan kucilan orang-orang di sekitar yang
selalu merasa benar maka lengkaplah segala penderitaan kita yang melakukan
kesalahan. Hanya diri dan kuasa Tuhanlah yang dapat mengubah semua ini, yang
jelas terdapat sebuah pelajaran hidup dari sebuah kesalahan namun juga tak
harus salah dahulu untuk menjadi orang yang benar.
*________________________________________________________________*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar