Semakin hari semakin ada saja yang
menjadi bahan omongan rakyat kecil, mulai dari masalah E- KTP yang ruwet,
perbudakan pekerja panci, sampai pembuatan UU baru hingga
kenaikan BBM. Sebenarnya apa yang melatar belakangi persoalan-persoalan itu,
rakya akan semakin suah dan tak karuan tatanan kehidupan bernegara ini.
Gonjang-ganjing negri ini memang tidak akan berhenti, dan rakyatnya sudah
terbukti dan teruji adalah rakya yang kuat dan terbang tinggi seperti garuda
tak gentar dengan siapa saja. Mau harga BBM naik menjad Rp. 6.500 ataupun
Rp.50.000 rakyat indonesia akan tetap dapat hidup dengan behagia dan bertahan
untuk hidup. Karena sejatinya rakyat negri ini memang garuda bukan emprit, jadi
garuda akan lebih tinggi dan berani ketimbang emprit.
Si
mus juga membaca koran kemaren, diungkapnya masalah pertama tentang ruwetnya
sisitem E-KTP dalam hal ini pemerintah mengalami empat masalah yakni; Pertama,
masalah perekaman data yang mana sejumlah kesalahan terhadap data penduduk,
dikenakan biaya pada setiap warga yang input dua kali di kenakan biaya. Kedua,
percetakan dan pendistribusian mengalami gangguan ksalahan teknis ada juga
kesalahan cetak sehingga warga tidak dapat segera mendapatkanya. Ketiga, belum
siapnya perangkat pembaca E-KTP di setia instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah, dan Keempat, permasalahan yang rumit ketika masa berlaku KTP lama sudah
habis sedangkan E-KTP belum diterima ketik akan melakukan pembayaran pajak
sulit dan tertunda dan pada akhirnya kena denda pajak.
Sebenarnya
apakah semu rencana baik pemerintah sesuai dengan kebutuhan rakyat?. Pertanyaan
yang selalu muncul, alih-alih membuat sistem baru tapi tak lain hanya sebagai
proyek saja. Mereka membuat segala macam aturan untuk dapat membuat anggaran
yang besar dan tega memakan keringan rakyatnya. Apakah itu sebenarnya wujud
pemerintahan republik ini, berasaskan demokrasi pancasila tapi pemerintahnya
seperti emprit. Sebenarnya sampai kapanpun rakyat negara initidak akan mati
kelaparan jika pemerintahnya seperti saat ini. Dan bahkan rakya sudah terbiasa
dengan semua jenis penindasan yang tak
sepeti penjajahan 45, toh secara logika bagaimana mungkin pmerintah bisa
melemahkan kekebalan rakyatnya secara logika saja berapa to jumlah
pemerintahnya wong separu saja tidak ada, jadi ya rakyat tetap menaglah.
La
wong si mus yang KTPny udah mati setengah tahun aja masa bodoh dengan E-KTP,
apa sih esensinya sebuah kartu kalo hanya sekedar identitas. Bukankah kita
sudah benar-benar warga bangsa, lahir di sini gede di disini cari makan disini.
Iyaa toooohhhhhhh??????. Di suruh mbayar pajak mau, disuruh perang juga mau.
Emang kayak para pejabat korup, rakyatnya suruh mbayar pajak tapi dia sendiri
gak mbayar malahan hasil pajak di leboke
sak’e dewe alias rekeningnya. Pungutan liar yang liar dan sangat liar dan
menjijikan.
Heeeemmmm
negara-negara....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar