Senin, 13 Mei 2013

EKTP-Ealah


            Semakin hari semakin ada saja yang menjadi bahan omongan rakyat kecil, mulai dari masalah E- KTP yang ruwet, perbudakan pekerja panci, sampai pembuatan UU baru hingga kenaikan BBM. Sebenarnya apa yang melatar belakangi persoalan-persoalan itu, rakya akan semakin suah dan tak karuan tatanan kehidupan bernegara ini. Gonjang-ganjing negri ini memang tidak akan berhenti, dan rakyatnya sudah terbukti dan teruji adalah rakya yang kuat dan terbang tinggi seperti garuda tak gentar dengan siapa saja. Mau harga BBM naik menjad Rp. 6.500 ataupun Rp.50.000 rakyat indonesia akan tetap dapat hidup dengan behagia dan bertahan untuk hidup. Karena sejatinya rakyat negri ini memang garuda bukan emprit, jadi garuda akan lebih tinggi dan berani ketimbang emprit.
Si mus juga membaca koran kemaren, diungkapnya masalah pertama tentang ruwetnya sisitem E-KTP dalam hal ini pemerintah mengalami empat masalah yakni; Pertama, masalah perekaman data yang mana sejumlah kesalahan terhadap data penduduk, dikenakan biaya pada setiap warga yang input dua kali di kenakan biaya. Kedua, percetakan dan pendistribusian mengalami gangguan ksalahan teknis ada juga kesalahan cetak sehingga warga tidak dapat segera mendapatkanya. Ketiga, belum siapnya perangkat pembaca E-KTP di setia instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, dan Keempat, permasalahan yang rumit ketika masa berlaku KTP lama sudah habis sedangkan E-KTP belum diterima ketik akan melakukan pembayaran pajak sulit dan tertunda dan pada akhirnya kena denda pajak.
Sebenarnya apakah semu rencana baik pemerintah sesuai dengan kebutuhan rakyat?. Pertanyaan yang selalu muncul, alih-alih membuat sistem baru tapi tak lain hanya sebagai proyek saja. Mereka membuat segala macam aturan untuk dapat membuat anggaran yang besar dan tega memakan keringan rakyatnya. Apakah itu sebenarnya wujud pemerintahan republik ini, berasaskan demokrasi pancasila tapi pemerintahnya seperti emprit. Sebenarnya sampai kapanpun rakyat negara initidak akan mati kelaparan jika pemerintahnya seperti saat ini. Dan bahkan rakya sudah terbiasa dengan semua jenis penindasan yang  tak sepeti penjajahan 45, toh secara logika bagaimana mungkin pmerintah bisa melemahkan kekebalan rakyatnya secara logika saja berapa to jumlah pemerintahnya wong separu saja tidak ada, jadi ya rakyat tetap menaglah.
La wong si mus yang KTPny udah mati setengah tahun aja masa bodoh dengan E-KTP, apa sih esensinya sebuah kartu kalo hanya sekedar identitas. Bukankah kita sudah benar-benar warga bangsa, lahir di sini gede di disini cari makan disini. Iyaa toooohhhhhhh??????. Di suruh mbayar pajak mau, disuruh perang juga mau. Emang kayak para pejabat korup, rakyatnya suruh mbayar pajak tapi dia sendiri gak mbayar malahan hasil pajak di leboke sak’e dewe alias rekeningnya. Pungutan liar yang liar dan sangat liar dan menjijikan.
Heeeemmmm negara-negara....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar