Rabu, 02 April 2014

PesDem (Pesta Demokrasi) 2014


            Pesta demokrasi sebentar lagi akan dimulai, entah rasa bahagia atau juga sedih karena selain pesta pemilu juga ada indikasi terjadi fenomena-fenomena alam yang diluar kendali manusia bangsa ini. Sejak memasuki tahun baru, bangsa ini terus dicoba dan diuji oleh datangnya peristiwa alam, seperti air yang mengalir secara tidak sewajarnya dan dalam jumblah besar (banjir), gunung batuk mengeluarkan dahak (gunung meletus), bumi bergoyang (gempa bumi), dan juga masih banyak gejala-gejala lain yang nampaknya akan muncul.
            Tentu apa yang diungkapkan oleh Si mus bukanlah sebuah keputusasaan atas anugrah berupa ujian, karena jika setiap penduduk negri ini sanggup mengatasinya maka sudah pasti akan bertambah kualitas kehidupanya. Tapi bila mendengar kabar dari saudara nun jauh disana banyak gejala-gejala aktifnya beberapa gunung yang mungkin selama ratusan tahun sudah tidur, dan kini mulai membuat beberapa orang panik untuk mengungsi karena trauma melihat berbagai berita tentang hal yang sama dan katanya meeminta korban. Menjadi pengamatan dan perenungan bersama, apakah ini semua dilimpahkan sebagai rahmat/ teguran ataukah sebagai balasan atas beberapa kerusakan baik moral maupun non moral. Mengingat cerita singkat tentang kelakuan para kaum terdahulu semisal kaum nabi Nuh yang ditenggelamkan karena memang tidak dapat diperbaiki lagi ahlaknya, termasuk di dalamnya anak dan istri sang Nabi.
            Namun hal yang menarik dari penghancuran kaum Nuh adalah ditatanya kembali tatanan orang yang taat. Karena yang selamat dari bahaya bah adalah mereka yang terpilih sebagai orang yang paling baik diantara kaum yang sangat banyak jumblah orangya. Setelah tatanan tersebut berlangsung beberapa abad hingga pada masa sekarang, banyak perubahan yang terjadi pada keturunan orang yang taat itu.Ada yang lebih rusak dan kembali kepada perilaku-perilaku kaum dahulu namun juga ada yang menjadi lebih baik dan taat. Dengan demikian akankah kita menunggu penghancuran dan penataan kembali dari Yang Maha Kuasa, sebagaimana penghancuran kaum nabi Nuh? Ataukah kita mencari dan memperbaiki semuanya sebelum kejadian di atas terulang kembali.
            Si mus hanya tau sedikit tentang berbagai macam hal, dan tidak ada kapasitas untuk menjelaskan secara jelas dan terstruktur seperti yang dilakukan oleh para pakar penelitian. Sifat pengamatanya adalah subjektif dan kurang dapat dipahami oleh orang yang tidak paham. Si mus juga tidak memaksakan siapapun untuk paham karena dia bukan pemegang hak untuk memberikan pemahaman. PesDem PesDem PesDem, tahun terjadi gejala bencana nampak dan bencana tak nampak. Bencana nampak adalah bencana yang dialami secara kasat mata terlihat, seperti banjir dan lain-lain. Sedang bencana tak nampak adalah bencara penurunan nilai keihlasan membantu saudara yang terkena bencana nampak demi mendapatkan dukungan, popolaritas, dan suara agar bisa menjadi orang.
Orang ya Orang pokoe tetep Orang.
            Salah satu kalimat yang sempet Si mus baca dan di ingatnya ialah orang belum bisa dikatakan orang kalau belum memiliki pekerjaan tetap, gaji, jabatan, kedudukan, dan juga kekuasaan. Dalam rumusan guru spiritualnya berinisial MH, mungkin Si mus tidak akan pernah dianggapnya sebagai murid karena sang MH tidak pernah mengikrarkan diri sebagai Guru. Rumusan beliau adalah Orang + terkenal = ‘Orang’. Orang + terkenal + jabatan = ‘Orang Banget’.

            Jika caranya memberikan bantuan kepada korban banjir dapat membantu menaikan popularitasnya, maka dengan cekatan dia akan melakukanya. Dengan perasaan bahagia akan mendapatkan imbalan berupa keteneran (popularitas) di mata masyarakat. Dan seolah menunjukan diri bahwa pemimpin atau wakil rakyat yang baik adalah orang yang cepat tergerak untuk membantu ketika saudaranya berada dalam kesusahan, tiada yang lain hanya dia-dia-dan cuma dia. Nilai kebenaran dari kalimat yang mempunyai inti saling tolong menolong tersebut memang mutlak disetujui bersama, namun menjadi salah bila sang pemberi bantuan mengharapkan dukungan agar menjadi pemimpin dengan tujuan dan kepentingannya sendiri sehingga yang sebenarnya terjadi adalah pemanfaatkan kondisi tertentu untuk mencapai tujuanya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar